The Mariana Trench atau Palung Mariana membelah dasar Samudera Pasifik sepanjang 1500 mil, tepatnya dekat dengan Pulau Guam. Palung Mariana ini dikenal sebagai palung terdalam di dunia. Di situlah beberapa peneliti dari berbagai negara menghabiskan waktu lebih dari satu bulan untuk meluncurkan sebuah wahana dasar laut untuk mencapai dasar palung di samudera tersebut.
Waktu yang cukup lama tersebut terbayar oleh penemuan yang
mencengangkan dan sekaligus tak terbayangkan sebelumnya. Para peneliti
mendapati adanya kehidupan di dasar palung tersebut termasuk beberapa
spesies ikan yang hidup di dalam sana.
Spesies baru ikan ditemukan di Mariana Trench, Samudera Pasifik, dasar palung terdalam di dunia. Foto : piercepiooner.com
Dasar palung tersebut berada 7 mil (11,3 km) di bawah permukaan samudera, selalu dalam kondisi gelap, dan sangat dingin. Untuk mencari tahu tentang kehidupan yang ada di dalam sana, para peneliti menggunakan Falkorhr, sebuah kapal penelitian yang mengirim tim “pendarat” untuk masuk ke dasar samudera. Para pendarat ini berada dalam kotak kaca tebal seukuran lemari es besar yang dilengkapi dengan peralatan canggih beserta kamera.
Kotak kaca ini berisi udara penuh untuk dapat mengapung sehingga memudahkan pergerakan naik dan turun di dalam samudera. Ruangan kaca tersebut pun harus menjaga keseimbangan tekanan di dalamnya karena sedikit perbedaan tekanan dapat menghancurkan manusia yang ada di dalamnya.
Kapal Peneliti Falkorhr yang membawa
para peneliti meneliti Mariana Trench, Samudera Pasifik, dasar palung
terdalam di dunia. Foto : Schmidt Ocean Institute/Mark Schrope
Seorang pakar biologi asal Universitas Hawaii sekaligus peneliti
senior dalam tim tersebut, Jeff Drazen, menyatakan bahwa jika kotak kaca
ini retak sedikit saja, maka kotak ini akan meledak dalam hitungan
mikrodetik dan menghasilkan gelombang yang dahsyat, sama seperti
meledakkan dinamit di dalam laut.
Ketika sampai di dasar palung, para pendarat menunggu dan menyaksikan hal apa yang akan terjadi sampai akhirnya para pendarat mendapat kejutan yang luar biasa. “Kami menyaksikan untuk pertama kalinya ikan-ikan di laut terdalam di dunia yang pernah terekam sepanjang sejarah,” kata Drazen.
Semua hal yang didapati di bawah sana benar-benar belum pernah dilihatnya dan tak henti-hentinya para peneliti ini terpukau dengan apa yang mereka lihat . Mulai dari ikan yang besar, sirip yang menyerupai sayap, ikan dengan buntut seperti belut, dan lainnya.
Sampai-sampai para peneliti menjuluki makhluk-makhluk di dasar samudra itu sebagai “ghost fish” atau ikan hantu karena wujud ikan-ikan tersebut yang tembus pandang. Tampaknya, apa yang mereka temukan merupakan spesies baru snailfish yang hidup 5 mil di bawah permukaan samudera.
Spesies baru ikan ditemukan di
Mariana Trench, Samudera Pasifik, dasar palung terdalam di dunia. Ikan
berbentuk lele ini dinamakan ikan hantu oleh peneliti karena tubuhnya
yang transparan. Foto : Bellenews.com
Para
peneliti yang mendarat di dasar samudera itu juga memasang perangkap
berumpan untuk menarik perhatian ikan sehingga dapat terekam oleh kamera
yang telah di pasang di sekitar umpan tersebut. Umpan yang tidak
dimakan oleh ikan, dimakan oleh sekumpulan amfipoda yang berbentuk
seperti udang.
Spesies baru berupa amfipoda yang
ditemukan di Mariana Trench, Samudera Pasifik, dasar palung terdalam di
dunia. Foto : Oceanlab University of Aberdeen
Sedangkan perangkap lainnya menangkap beberapa spesies hewan termasuk
spesies baru dari snailfish yang kemudian dibawa ke kapal untuk
diteliti. Meski demikian, beberapa hewan yang dibawa dari dasar samudera
tersebut tidak dapat bertahan dari dekompresi yang dialami.
Setelah diteliti, ternyata alasan di balik bertahannya ikan-ikan ini hidup di dasar samudera yang tekanan airnya ribuan kali dari tekanan di permukaan laut adalah adanya zat khusus dalam tubuh ikan-ikan tersebut. Zat ini adalah trimethylamine oxide yang dapat menjaga dinding sel ikan-ikan dan amfipoda tersebut secara fleksibel sehingga spesies-spesies ini tidak ‘hancur’ atau kelebihan air garam.
Ubur-ubur Alien Bercahaya di Palung Mariana
Spesies baru ikan ditemukan di Mariana Trench, Samudera Pasifik, dasar palung terdalam di dunia. Foto : piercepiooner.com
Dasar palung tersebut berada 7 mil (11,3 km) di bawah permukaan samudera, selalu dalam kondisi gelap, dan sangat dingin. Untuk mencari tahu tentang kehidupan yang ada di dalam sana, para peneliti menggunakan Falkorhr, sebuah kapal penelitian yang mengirim tim “pendarat” untuk masuk ke dasar samudera. Para pendarat ini berada dalam kotak kaca tebal seukuran lemari es besar yang dilengkapi dengan peralatan canggih beserta kamera.
Kotak kaca ini berisi udara penuh untuk dapat mengapung sehingga memudahkan pergerakan naik dan turun di dalam samudera. Ruangan kaca tersebut pun harus menjaga keseimbangan tekanan di dalamnya karena sedikit perbedaan tekanan dapat menghancurkan manusia yang ada di dalamnya.
Ketika sampai di dasar palung, para pendarat menunggu dan menyaksikan hal apa yang akan terjadi sampai akhirnya para pendarat mendapat kejutan yang luar biasa. “Kami menyaksikan untuk pertama kalinya ikan-ikan di laut terdalam di dunia yang pernah terekam sepanjang sejarah,” kata Drazen.
Semua hal yang didapati di bawah sana benar-benar belum pernah dilihatnya dan tak henti-hentinya para peneliti ini terpukau dengan apa yang mereka lihat . Mulai dari ikan yang besar, sirip yang menyerupai sayap, ikan dengan buntut seperti belut, dan lainnya.
Sampai-sampai para peneliti menjuluki makhluk-makhluk di dasar samudra itu sebagai “ghost fish” atau ikan hantu karena wujud ikan-ikan tersebut yang tembus pandang. Tampaknya, apa yang mereka temukan merupakan spesies baru snailfish yang hidup 5 mil di bawah permukaan samudera.
Setelah diteliti, ternyata alasan di balik bertahannya ikan-ikan ini hidup di dasar samudera yang tekanan airnya ribuan kali dari tekanan di permukaan laut adalah adanya zat khusus dalam tubuh ikan-ikan tersebut. Zat ini adalah trimethylamine oxide yang dapat menjaga dinding sel ikan-ikan dan amfipoda tersebut secara fleksibel sehingga spesies-spesies ini tidak ‘hancur’ atau kelebihan air garam.
Ubur-ubur ini berkilau bagai emas dan belum pernah dilihat siapapun sebelumnya. Sumber: New Scientist
Mariana Trench atau kita kenal dengan nama Palung Mariana adalah jurang laut terdalam di muka Bumi yang diketahui saat ini. Di laut dalam ini masih banyak misteri alam yang belum banyak terungkap oleh ilmuwan.
Palung Mariana terletak di sebelah timur kepulauan Mariana sekitar Guam, tepatnya di palung laut Samudera Pasifik. Kedalaman parit laut Mariana ini mencapai hingga 11.3 kilometer yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketinggian Puncak Everest. Di kedalaman palung tersebut peneliti kerap menemukan makhluk laut yang unik dan tidak ditemukan di laut lain.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, para peneliti dunia laut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat berhasil menemukan dan mempelajari makhluk laut yang berada di kedalaman tersebut.
Ubur-ubur alien yang ditemukan di Palung Mariana
Sebagaimana dilansir dari Science Alert,
NOAA menemukan ubur-ubur yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
Menggunakan kamera Okeanos Explorer, kapal selam ROV Deep Discoverer
milik NOAA berhasil merekam gerakan anggun sang ubur-ubur yang berkilau
bagai emas. Makhluk yang direkam ini tampak sangat indah, sekilas
terlihat makhluk dari planet asing. Makhluk ini ditemukan peneliti di
perairan Engima Seamount di kedalaman 12,139 kaki (3.700 meter).
“Para ilmuwan percaya, satwa ini termasuk dalam genus Crossota, jenis ubur-ubur yang tidak memiliki polip sessile. Jenis ini diyakini menyergap mangsa diam-diam,” jelas Jennifer Frazer, salah satu peneliti.
Selain ubur-ubur yang belum diberi nama ini, para ilmuwan juga menemukan hexanchidae (sejenis hiu) dan spesies ikan langka di wilayah tersebut termasuk karang dan makhluk lain.
Penelitian NOAA masih akan berlangsung hingga 10 Juli mendatang. Tujuan utama ekspedisi ini untuk memperoleh informasi di dasar laut guna mendukung ilmu pengetahuan dan manajemen kebutuhan, serta memahami keragaman dan distribusi habitat laut.
Mariana Trench atau kita kenal dengan nama Palung Mariana adalah jurang laut terdalam di muka Bumi yang diketahui saat ini. Di laut dalam ini masih banyak misteri alam yang belum banyak terungkap oleh ilmuwan.
Palung Mariana terletak di sebelah timur kepulauan Mariana sekitar Guam, tepatnya di palung laut Samudera Pasifik. Kedalaman parit laut Mariana ini mencapai hingga 11.3 kilometer yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketinggian Puncak Everest. Di kedalaman palung tersebut peneliti kerap menemukan makhluk laut yang unik dan tidak ditemukan di laut lain.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, para peneliti dunia laut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat berhasil menemukan dan mempelajari makhluk laut yang berada di kedalaman tersebut.
“Para ilmuwan percaya, satwa ini termasuk dalam genus Crossota, jenis ubur-ubur yang tidak memiliki polip sessile. Jenis ini diyakini menyergap mangsa diam-diam,” jelas Jennifer Frazer, salah satu peneliti.
Selain ubur-ubur yang belum diberi nama ini, para ilmuwan juga menemukan hexanchidae (sejenis hiu) dan spesies ikan langka di wilayah tersebut termasuk karang dan makhluk lain.
Penelitian NOAA masih akan berlangsung hingga 10 Juli mendatang. Tujuan utama ekspedisi ini untuk memperoleh informasi di dasar laut guna mendukung ilmu pengetahuan dan manajemen kebutuhan, serta memahami keragaman dan distribusi habitat laut.
Mariana Snailfish, Ikan Transparan Jenis Baru yang Hidup di Dasar Laut
Mariana Snailfish, ikan tembus
pandang jenis baru yang ditemukan di kedalaman Palung Mariana.
Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi ikan terdalam yang pernah ditemukan manusia di lautan.
Palung Mariana, di Pasifik barat, dekat Guam, adalah hamparan lautan terdalam di Bumi. Perairan ini sangat misterius dan sulit dipelajari. Sejauh ini para ilmuwan mengetahui bahwa palung dalam tersebut adalah rumah bagi amphipoda dan krustasea, teripang, ubur-ubur, dan organisme bersel satu kecil yang disebut foraminifera.
Ternyata, perairan terdalam ini juga merupakan rumah bagi Mariana Snailfish. Ikan sepanjang 5 cm yang tembus pandang ini mampu menjelajah hingga kedalaman lebih dari 8.200 meter di bawah laut. Secara resmi dikenal sebagai nama Pseudoliparis swirei, ikan aneh ini diperkenalkan ke dunia.
CT Scan Mariana Snailfish. Makhluk
hijau yang terlihat itu adalah krustacea kecil yang berada di lambungnya.
Tak ada dari kita, manusia, yang bisa menyelam seperti snailfish.
Tim peneliti internasional telah menenggelamkan sebuah kamera dan
perangkap jauh ke daerah yang sulit dijangkau dan amat jarang disibak
ini. Perangkap itu butuh waktu empat jam untuk turun dari permukaan
samudera ke tempat snailfish berenang. Rekaman kamera juga berhasil menangkap aktivitas laut dalam.
Snailfish berada di bawah tekanan air sangat kuat; siaran pers yang dikeluarkan oleh University of Washington tentang studi tersebut menganalogikanya seolah seperti “seekor gajah berdiri di ibu jari kita”. Snailfish tidak hanya bertahan dalam tekanan besar tersebut, tapi juga hidup baik dan nyaman di kedalaman yang tampaknya tidak ramah. Salah satu alasannya, di kedalaman tersebut hanya sedikit predator, tapi banyak pakan.
Mariana Snailfish merupakan ikan transparan yang hidup di dasar Palung Mariana.
“Kita beranggapan laut dalam adalah lingkungan keras dan ekstrim.
Kenyataannya, ada banyak kelompok organisme yang sangat nyaman tinggal
di sana,” kata pemimpin peneliti Mackenzie Gerringer, ahli biologi kelautan dari University of Washington.
Penelitian lebih lanjut di kedalaman ini bisa menghasilkan penemuan
yang lebih aneh lagi. “Ada banyak kejutan yang menunggu,” lanjut
Gerringer sebagaimana dikutip dari Quartz.
Ada 400 spesies snailfish yang hidup di kedalaman berbeda yang panjangnya berkisar antara 5 hingga 70 cm. Banyak snailfish menghuni area sangat kecil di laut. Keunikan Mariana Snailfish laut dalam ini bukan hanya pada tempat hidupnya yang begitu dalam, tapi juga karena karena fisiologi dan strukturnya yang unik.
Inilah foto Pseudoliparis swirei, ikan yang hidup di Palung Mariana.
Mariana Snailfish memiliki kombinasi sirip punggung
dan sirip dubur yang tidak ditemukan pada spesies lainnya. Pada titik
ini, para peneliti hanya melaporkan pengamatan tentang keberadaan
spesies tersebut, belum menjelaskan alasan perbedaan fisik.
Setelah melakukan pengukuran dan sampel DNA, memeriksa telur betina dan struktur kerangka dan jaringan, tim peneliti menentukan bahwa mereka memang telah menemukan spesies baru: Mariana Snailfish ini. Nama yang mereka ambil dari perairan setempat, Palung Mariana.
Nama latin Pseudoliparis swirei pun, diberikan untuk menghormati pelaut pemberani, Herbert Swire, yang menjelajahi perairan terdalam dan menemukan Palung Mariana, yang juga dikenal sebagai Swire Deep, pada 1875. (Berbagai sumber).
Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi ikan terdalam yang pernah ditemukan manusia di lautan.
Palung Mariana, di Pasifik barat, dekat Guam, adalah hamparan lautan terdalam di Bumi. Perairan ini sangat misterius dan sulit dipelajari. Sejauh ini para ilmuwan mengetahui bahwa palung dalam tersebut adalah rumah bagi amphipoda dan krustasea, teripang, ubur-ubur, dan organisme bersel satu kecil yang disebut foraminifera.
Ternyata, perairan terdalam ini juga merupakan rumah bagi Mariana Snailfish. Ikan sepanjang 5 cm yang tembus pandang ini mampu menjelajah hingga kedalaman lebih dari 8.200 meter di bawah laut. Secara resmi dikenal sebagai nama Pseudoliparis swirei, ikan aneh ini diperkenalkan ke dunia.
Snailfish berada di bawah tekanan air sangat kuat; siaran pers yang dikeluarkan oleh University of Washington tentang studi tersebut menganalogikanya seolah seperti “seekor gajah berdiri di ibu jari kita”. Snailfish tidak hanya bertahan dalam tekanan besar tersebut, tapi juga hidup baik dan nyaman di kedalaman yang tampaknya tidak ramah. Salah satu alasannya, di kedalaman tersebut hanya sedikit predator, tapi banyak pakan.
Ada 400 spesies snailfish yang hidup di kedalaman berbeda yang panjangnya berkisar antara 5 hingga 70 cm. Banyak snailfish menghuni area sangat kecil di laut. Keunikan Mariana Snailfish laut dalam ini bukan hanya pada tempat hidupnya yang begitu dalam, tapi juga karena karena fisiologi dan strukturnya yang unik.
Setelah melakukan pengukuran dan sampel DNA, memeriksa telur betina dan struktur kerangka dan jaringan, tim peneliti menentukan bahwa mereka memang telah menemukan spesies baru: Mariana Snailfish ini. Nama yang mereka ambil dari perairan setempat, Palung Mariana.
Nama latin Pseudoliparis swirei pun, diberikan untuk menghormati pelaut pemberani, Herbert Swire, yang menjelajahi perairan terdalam dan menemukan Palung Mariana, yang juga dikenal sebagai Swire Deep, pada 1875. (Berbagai sumber).
Snailfish, “Hantu” yang Terekam Kamera di Palung Mariana
Para peneliti Jepang telah merilis foto mengenai ikan
terdalam yang pernah tertangkap langsung di depan kamera. Ikan jenis snailfish ini ditemukan di Palung Mariana pada kedalaman 8.178 meter dan difilmkan dengan kamera 4K.
Dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa penemuan snailfish ini merupakan rekor baru. Ini dikarenakan, video yang diambil sebelumnya, diambil di kedalaman 8.152 meter.
Dibutuhkan waktu sekitar 17 jam dan 37 menit hingga akhirnya snailfish muncul di kedalaman 8.178 meter ini.
Snailfish yang terekam di kedalamam 8.178 meter. Gambar A menunjukkan snailfish tengah berenang mendekati objek penelitian/makarel. Gambar B tampak snailfish beristirahat di dasar laut.
Snailfish adalah jenis ikan laut dalam yang bergerak lambat
seperti siput, yang berasal dari keluarga Liparidae. Meskipun hidup di
kegelapan dan kedalaman, ikan ini lebih terlihat lucu ketimbang
menyeramkan.
Tubuhnya yang berwarna putih menyeluruh, membuatnya bak “hantu” saat ditemukan berenang di kegelapan Palung Mariana.
Ikan ini merupakan jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di perairan paling dalam. Spesies yang berukuran panjang 15 cm itu mampu menahan tingginya tekanan air, setara dengan 1.600 gajah yang berdiri di atas mobil kecil.
“Organisme laut dalam dan ekosistemnya ini telah menarik minat ilmiah yang besar. Namun, tekanan yang sangat tinggi di palung dalam sangat menyulitkan pengambilan sampel serta rekaman video,”
Peta Batimetri Palung Mariana
Tim peneliti selanjutnya akan melanjutkan riset terhadap organisme
zona hadal. Tujuannya, mengumpulkan sampel untuk analisis kepadatan
populasi organisme dan rantai makanan yang berada di kedalaman air di
bawah 8.000 meter.
Sebelumnya, di 2014, dua spesies snailfish yaitu Mariana snailfish (6.198 – 8.076 meter) dan Ethereal snailfish (7.939 – 8.145 meter) telah ditemukan di Palung Mariana oleh kelompok peneliti Inggris dan Amerika.
Dibutuhkan waktu sekitar 17 jam dan 37 menit hingga akhirnya snailfish muncul di kedalaman 8.178 meter ini.
Snailfish yang terekam di kedalamam 8.178 meter. Gambar A menunjukkan snailfish tengah berenang mendekati objek penelitian/makarel. Gambar B tampak snailfish beristirahat di dasar laut.
Tubuhnya yang berwarna putih menyeluruh, membuatnya bak “hantu” saat ditemukan berenang di kegelapan Palung Mariana.
Ikan ini merupakan jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di perairan paling dalam. Spesies yang berukuran panjang 15 cm itu mampu menahan tingginya tekanan air, setara dengan 1.600 gajah yang berdiri di atas mobil kecil.
“Organisme laut dalam dan ekosistemnya ini telah menarik minat ilmiah yang besar. Namun, tekanan yang sangat tinggi di palung dalam sangat menyulitkan pengambilan sampel serta rekaman video,”
Sebelumnya, di 2014, dua spesies snailfish yaitu Mariana snailfish (6.198 – 8.076 meter) dan Ethereal snailfish (7.939 – 8.145 meter) telah ditemukan di Palung Mariana oleh kelompok peneliti Inggris dan Amerika.
Ternyata, Makhluk Hidup Dasar Laut Makan Sampah Plastik Buangan Manusia
Sampah fiber ini ditemukan di dalam
tubuh makhluk yang hidup di dasar laut, tepatnya di Palung Mariana
Untuk pertama kalinya, makhluk laut yang hidup di bagian terdalam samudra muka bumi ini, ditemukan benda plastik buatan manusia di perutnya. Ini menunjukkan, tidak ada bagian dari lautan dunia yang tidak tersentuh sampah buangan manusia.
Para ilmuwan dari Newcastle University menemukan, setiap krustasea yang disurvei di bagian Palung Mariana sedalam 9.6 kilometer, menyimpan sisa-sisa sampah di tubuhnya.
Tim menggunakan perangkat teknologi terkini yang mampu menyelam hingga laut dalam. Fragmen yang ditemukan di perut dan otot makhluk laut di antaranya serat sintetis termasuk rayon, lyocell dan ramie, serta tekstil seperti nilon, polyethylene dan polyvinyl.
Dr. Alan Jamieson, yang memimpin penelitian mengatakan, hasilnya cepat kita ketahui, dan mengejutkan.
“Riset ini menunjukkan, mikrofiber buatan manusia berujung dan berakumulasi dalam ekosistem yang dihuni spesies-spesies yang sangat belum kita kenali. Tidak dapat diamati secara eksperimental dan kita pun tak tahu kondisi mereka sebelum kontaminasi,” terangnya sebagaimana dikutip dari Phys.org.
Ia melanjutkan, ada contoh serat bisa dilihat dalam isi perut saat dilepaskan. “Sangat mungkin tidak ada ekosistem laut yang tersisa yang tidak terpengaruh oleh puing-puing antropogenik.”
Tim tersebut menguji krustasea yang ditemukan di palung dalam yang membentang di seluruh Samudra Pasifik – Palung Mariana, Jepang, Izu-Bonin, Peru-Cile, New Hebrides dan Kermadec.
Kedalaman sampel berkisar dari 6 hingga 9 km di bawah laut, termasuk di titik terdalam, yakni Challenger Deep di Palung Mariana. Diperkirakan di kedalaman 10,890 meter dengan menggunakan robot penyelam.
Setelah memeriksa 90 individu krustasea, tim menemukan konsumsi plastik dan serat berkisar antara 50 persen di Palung New Hebrides, dan sampai 100 persen di dasar Palung Mariana.
Organisme-organisme laut dalam sangat bergantung pada makanan yang turun dari permukaan dan karena makanan langka, mereka tidak pilih-pilih. Begitu plastik berada di dasar laut, itulah tempat akhirnya dan terus menumpuk.
Sir David Attenborough, yang menceritakan BBC Blue Planet II, mengatakan bahwa plastik di lautan sekarang merupakan ancaman utama bagi samudra di dunia.
“Semua orang harus mengkhawatirkannya,” katanya kepada The Telegraph.
Dia menuturkan, ini adalah paradoks mengerikan, ketika plastik diciptakan pada 1920-an, para ilmuwan melakukan segala cara untuk memastikan bila plastik-plastik tidak mudah hancur. Kini, kita membuang ratusan ton ke lautan setiap hari.
“Plastk-plastik ini kemudian menjadi fragmen (potongan-potongan kecil), dan menjadi bola kecil yang menyerap racun secara selektif. Butiran beracun ini kemudian dimakan ikan,” terangnya.
Alat yang digunakan untuk penelitian oleh Dr Jamieson. Sumber foto: Newcastle University
Meskipun sebagian besar sampah laut dapat diamati mengambang di permukaan, namun degradasi dan fragmentasi plastik pada akhirnya akan turun ke dasar laut.
Diperkirakan, tanpa usaha besar, berat seluruh sampah plastik di laut akan lebih besar ketimbang berat seluruh ikan pada 2050 nanti.
Craig Bennett, CEO dari Friends of the Earth mengatakan, ini adalah bukti mengejutkan bahwa plastik beracun terakumulasi di lingkungan yang paling terpencil. “Tindakan mendesak diperlukan untuk meredakan bom waktu pencemaran ini.
Menutrut dia, pemerintah di seluruh dunia harus membuat sebuah rencana cepat menghapuskan plastik berbasis bahan bakar fosil selamanya. “Seharusnya, tidak ada tempat untuk plastik yang tidak terurai secara hayati,” jelasnya. (Berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar