Bagaimana Reptil Laut Raksasa Ini Menguasai Lautan?
hayooo siapa yang tahu jawabannya??
okke langsung aja kita simak jawabannya ya..
Temnodontosaurus platyodon adalah
predator puncak ukuran raksasa periode awal Jurassic. Panjangnya
mencapai 9 meter.
Ichthyosaurus adalah predator prasejarah yang paling besar dan
misterius, yang menjelajahi samudera mencari mangsa. Kini, rahasianya
terungkap.
Valentin Fischer selalu ingin mempelajari fosil-fosil, dinosaurus atau mamalia punah. Namun, ketika ia berada di sekolah pascasarjana, Fischer justru memilah-milah tumpukan tulang reptil laut kuno yang dikenal sebagai ichthyosaurus – kelompok yang diabaikan oleh sebagian besar palaeontolog moderen.
Fischer pun, sebagaimana dilansir dari Nature, international weekly journal of science, menyisir dan mengamati satu persatu fosil yang disimpan di sebuah pusat penelitian di Perancis. Di antara spesimen yang disimpan di kotak plastik itu adalah tengkorak ichthyosaurus yang rusak, sebagian oleh semut, dan akar-akar pohon saat terkubur di bawah tanah. Ketika Fischer membersihkan tengkorak tersebut, ia menyadari bahwa fosil itu mungkin spesies baru bagi ilmu pengetahuan.
Sejak penemuan itu, dia makin giat melakukan penelitian. Fischer, sekarang bekerja di University of Liège, Belgia, dan rekan-rekannya telah berhasil mendeskripsikan tujuh ichthyosaurus baru yang mengejutkan. Mulai dari reptil berukuran tuna bergigi tipis dan tajam hingga sebesar paus pembunuh, dengan mulut paruh seperti swordfish.
Grafik ichthyosaurus.
Fischer menjadi bagian dari kebangkitan ichthyosaurus yang kini
menjadi isu besar di dunia paleontologi. Setelah mengabaikannya selama
puluhan tahun, makin banyak peneliti fokus pada reptil, yang berada di
antara predator teratas di lautan sekitar 150 juta tahun di era
dinosaurus.
Banyaknya penelitian tentang reptil ini mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tentang ichthyosaurus, seperti bagaimana dan dari mana mereka berasal, juga seberapa cepat mereka datang dan menguasasi lautan.
Reptil ini bahkan lebih beragam dari yang disangka sebelumnya, mulai dari makhluk mirip belut di pantai berlumpur, hingga makhluk raksasa yang kuat di lautan. “Mereka bisa pergi ke mana pun, seperti paus,” kata Ryosuke Motani, seorang palaentologis dari University of California, Davis. Ukuran terbesarnya sama panjangnya dengan paus biru (Balaenoptera musculus), dan menjadi predator terbesar di laut jaman Triassic.
Para peneliti juga mengungkap masa-masa terakhir kehidupan ichthyosaurus, yang diikuti kepunahan hewan itu di zaman Cretaceous Atas, sekitar 30 juta tahun sebelum dinosaurus punah. Beberapa ahli berpendapat, kepunahannya karena perubahan lingkungan yang drastis. Teori lain menyatakan, mereka lenyap saat predator lain yang lebih lebih ganas muncul, seperti hiu yang bergerak cepat, dan menggantikan mereka di lautan.
Palaeontologis memberikan alasan mengapa harus fokus pada ichthyosaurus: karena nenek moyang mereka adalah reptil darat, makhluk yang menawarkan contoh evolusi terbesar dalam catatan fosil. Stephen Brusatte dari Universitas Edinburgh, Inggris menuturkan, “Mereka benar-benar mengubah tubuh, biologi dan perilaku untuk mampu hidup di air.”
Spesimen ichythyosaurus di London-National History Museum.
Ichthyosaurus,
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “kadal ikan” adalah reptil laut
raksasa yang hidup antara 230 hingga 90 juta tahun lalu. Ia menghuni
lautan dan berbagi tempat hidup dengan hiu, ikan, dan reptil lainnya
seperti plesiosaurus dan pliosaurus, sebelum munculnya hiu dan paus
besar.
Ichthyosaurus mampu berenang dengan cepat dan memangsa ikan dan hewan serupa cumi-cumi. Panjang tubuh (dewasa) umumnya mencapai 6 meter, dengan bentuk kepala bermoncong panjang seperti lumba-lumba, dengan tubuh aerodinamis. Ia berenang menggunakan ekor vertikalnya, dan memiliki sirip yang terbentuk dari sturktur tulang. Susunan gigi ichthyosaurus mirip buaya, dengan jumlah lebih dari 100 buah.
Diantara ichthyosaurus, spesies yang terbesar adalah Shonisaurus sikanniensis yang memiliki panjang hingga 21 m. Kebanyakan ichthyosaurus memiliki mata besar dan menonjol untuk melihat hingga di kedalaman yang minim sinar matahari. Mereka makan daging, terutama ikan dan sesekali burung laut serta reptil laut muda. (Berbagai sumber)
Terima Kasih Sudah Berkunjung, Semoga Bermanfaat..
Valentin Fischer selalu ingin mempelajari fosil-fosil, dinosaurus atau mamalia punah. Namun, ketika ia berada di sekolah pascasarjana, Fischer justru memilah-milah tumpukan tulang reptil laut kuno yang dikenal sebagai ichthyosaurus – kelompok yang diabaikan oleh sebagian besar palaeontolog moderen.
Fischer pun, sebagaimana dilansir dari Nature, international weekly journal of science, menyisir dan mengamati satu persatu fosil yang disimpan di sebuah pusat penelitian di Perancis. Di antara spesimen yang disimpan di kotak plastik itu adalah tengkorak ichthyosaurus yang rusak, sebagian oleh semut, dan akar-akar pohon saat terkubur di bawah tanah. Ketika Fischer membersihkan tengkorak tersebut, ia menyadari bahwa fosil itu mungkin spesies baru bagi ilmu pengetahuan.
Sejak penemuan itu, dia makin giat melakukan penelitian. Fischer, sekarang bekerja di University of Liège, Belgia, dan rekan-rekannya telah berhasil mendeskripsikan tujuh ichthyosaurus baru yang mengejutkan. Mulai dari reptil berukuran tuna bergigi tipis dan tajam hingga sebesar paus pembunuh, dengan mulut paruh seperti swordfish.
Banyaknya penelitian tentang reptil ini mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tentang ichthyosaurus, seperti bagaimana dan dari mana mereka berasal, juga seberapa cepat mereka datang dan menguasasi lautan.
Reptil ini bahkan lebih beragam dari yang disangka sebelumnya, mulai dari makhluk mirip belut di pantai berlumpur, hingga makhluk raksasa yang kuat di lautan. “Mereka bisa pergi ke mana pun, seperti paus,” kata Ryosuke Motani, seorang palaentologis dari University of California, Davis. Ukuran terbesarnya sama panjangnya dengan paus biru (Balaenoptera musculus), dan menjadi predator terbesar di laut jaman Triassic.
Para peneliti juga mengungkap masa-masa terakhir kehidupan ichthyosaurus, yang diikuti kepunahan hewan itu di zaman Cretaceous Atas, sekitar 30 juta tahun sebelum dinosaurus punah. Beberapa ahli berpendapat, kepunahannya karena perubahan lingkungan yang drastis. Teori lain menyatakan, mereka lenyap saat predator lain yang lebih lebih ganas muncul, seperti hiu yang bergerak cepat, dan menggantikan mereka di lautan.
Palaeontologis memberikan alasan mengapa harus fokus pada ichthyosaurus: karena nenek moyang mereka adalah reptil darat, makhluk yang menawarkan contoh evolusi terbesar dalam catatan fosil. Stephen Brusatte dari Universitas Edinburgh, Inggris menuturkan, “Mereka benar-benar mengubah tubuh, biologi dan perilaku untuk mampu hidup di air.”
Ichthyosaurus mampu berenang dengan cepat dan memangsa ikan dan hewan serupa cumi-cumi. Panjang tubuh (dewasa) umumnya mencapai 6 meter, dengan bentuk kepala bermoncong panjang seperti lumba-lumba, dengan tubuh aerodinamis. Ia berenang menggunakan ekor vertikalnya, dan memiliki sirip yang terbentuk dari sturktur tulang. Susunan gigi ichthyosaurus mirip buaya, dengan jumlah lebih dari 100 buah.
Diantara ichthyosaurus, spesies yang terbesar adalah Shonisaurus sikanniensis yang memiliki panjang hingga 21 m. Kebanyakan ichthyosaurus memiliki mata besar dan menonjol untuk melihat hingga di kedalaman yang minim sinar matahari. Mereka makan daging, terutama ikan dan sesekali burung laut serta reptil laut muda. (Berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar