Ekosistem Laut Dalam dan Laut Dangkal di Indonesia



 Ekosistem adalah tempat berinteraksinya biotik dengan biotik serta biotik dengan abiotik. Bumi sendiri adalah planet dengan banyak ekosistem. Ekosistem di bumi terbagi menjadi dua ekosistem besar, yaitu ekosistem darat dan eksistem air. 

Ekosistem darat adalah ekosistem yang habitatnya berada di darat. Ekosistem darat antara lain hutan hujan, hutan musim, ekosistem gurun, atau ekosistem tundra. Sedangkan ekosistem air adalah eksistem yang habitatnya berada di air.

 Eksistem air sendiri terbagi menjadi dua, yaitu eksistem air tawar dan air laut. Ekosistem air tawar antara lain ekosistem sungai, ekosistem danau, dan rawa- rawa. Sedangkan ekosistem laut, terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.


Laut Dalam


Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang berada di laut yang dalam. Eksositem ini berbeda dengan ekosistem laut dangkal. Hal ini karena cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam sangat sedikit, atau tidak ada sama sekali. Makhluk hidup yang hidup di laut dalam rata- rata adalah hewan predator atau hewan pemakan bangkai. Selain itu, jumlah vegetasi di laut dalam nyaris tidak ada. Ekosistem laut sampai saat ini, masih menjadi misteri yang belum banyak terpecahkan. Karena hanya alat yang dapat masuk ke dalam air hingga ribuan meter. Beberapa hewan unik di temukan pada ekosistem laut dalam. Akan tetapi, akibat kurangnya teknologi serta pengetahuan, maka banyak hewan laut dalam yang belum dapat diindentifikasi. Ekosistem laut dalam dilihat berdasarkan lapisan kedalaman laut. Yaitu mesopelagic, bathyal, abyssal, dan hadopelagic.
  1. Mesopelagic adalah lapisan kedalaman laut pada kedalaman 500 hingga 1000 m. pada lapisan ini, jumlah sinar matahari yang masuk sudah berkurang banyak. Lapisan ini sering disebut sebagai twilight. Hal ini karena jumlah matahari yang masuk sedikit, jadi terlihat seperti senja. Hewan yang dapat hidup di kedalaman ini adalah hewan yang dapat hidup tanpa memerlukan sinar matahari yang banyal. Hewan tersebut seperti ikan paus. Vegetasi pada kedalaman ini, sangat sedikit, karena kurangnya jumlah sinar matahari yang masuk.
  2. Bathyal adalah lapisan kedalaman laut pada kedalaman 1000 hingga 4000 meter. Pada lapisan ini, sinar matahari yang masuk hampir tidak ada. Zona ini juga disebut midnight. Pada daerah ini, rata- rata suhu berkisar 4 derajat Celsius. Makhluk hidup di daerah ini adalah mahkluk hidup yang makan dari plangkton serta sisa- sisa dari makhluk hidup lain yang telah mati. Makhluk hidup yang membutuhkan matahari hampir tidak dapat ditemukan di zona ini.
  3. Abysal adalah zona dalam dari lautan. Zona ini berada pada kedalaman 4000 hingga 6000 meter. Zona ini juga bisa disebut sebagai lower midnight. Sinar matahari tidak ada yang masuk ke dalam zona ini. Sehingga zona ini sangat gelap dan dingin. Suhu pada zona berkisar antara 2 hingga 3 derajat Celsius. Kehiduapn pada zona ini, hanya diisi oleh hewan- hewan predator. Pada zona ini, banyak ilmuwan percaya bahwa gurita raksasa serta hewan- hewan purba masih hidup seperti hiu megoladon.
  4. Hadopelagic adalah palung laut. Zona ini berada pada kedalaman lebih dari 6000 meter. Zona ini adalah terdalam dari lautan yang ada di bumi. Masih banyak misteri yang belum dapat dipecahkan oleh banyak ilmuwan mengenai zona ini. Hal ini karena zona ini sangat dalam, dan sangat sulit untuk melakukan penelitian. Belum ada teknologi yang mampu menembus lapisan ini, sehingga banyak misteri laut dalam yang masih belum terpecahkan. Ada 7 laut di dunia yang termasuk lautan paling dalam di dunia.

Laut Dangkal

Ekosistem laut dangkal adalah ekosistem yang berada pada kedalaman kurang dari 500 meter. Pada lautan dangkal, jumlah hewan serta vegetasi dapat ditemukan dengan mudah. Hal ini karena laut dangkal mendapatkan banyak sinar matahari. Ekosistem laut dangkal, memiliki banyak keindahan, sehingga mudah dijadikan sebagai tempat wisata seperti taman laut bunaken di Indonesia. Ekosistem yang ada di lautan dangkal adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang adalah salah satu makhluk hidup yang mudah di temukan di sepanjang pantai. Terutama di daerah ekosistem pantai, salah satunya di indonesia. Terumbu karang sendiri, memiliki berbagai macam jenis. Jenis- jenis terumbu karang di bedakan menjadi 4, yaitu berdasarkan tipenya, berdasarkan bentuk dan tempat tumbuhnya, berdasarkan letaknya, dan berdasarkan zonasinya.


A. Terumbu Karang Berdasarkan Tipenya


Terumbu karang berdasarkan tipenya dibagi menjadi dua, yaitu terumbu karang bertepi lunak dan terumbu karang bertipe keras.

  • Lunak: jenis terumbu karang ini adalah terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai. Jenis terumbu ini tidak membentuk karang, dan cenderung subur karena mendapatkan sinar matahari yang cukup.
  • Keras: jenis terumbu ini adalaj terumbu karang yang membentuk batuan kapur di dalam laut. Jenis terumbu ini sangat rapuh dan rentan pada perubahan iklim. Terumbu karang ini adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang.

B. Terumbu Karang Berdasarkan Bentuk Dan Tempat Tumbuh

Terumbu karang jenis ini, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu

  • Terumbu: terumbu adalah endapan dari batuan kapur. Endapan ini berbetuk seperti punggung laut yang menjadi salah satu pembentuk ekosistem pesisir.
  • Karang: karang adalah biota laut yang memiliki peran dalam pembentukan terumbu. Bentuk karang beruas- ruas seperti bambu.
  • Karang terumbu: karang terumbu adalah karang lunak yang tidak menghsilkan kapur. Karang terumbu banyak di jumpai di daerah pesisir pantai.
  • Terumbu karang: terumbu karang adalah ekosistem di dalam laut, yang pembuatan akibat adanya simbiosis antara hewan dan tumbuhan laut.

C. Terumbu Karang Berdasarkan Letaknya

Terumbu karang berdasarkan letaknya di bedakan menjadi 4, yaitu:

  • Terumbu Karang Tepi: terumbu ini adalah terumbu yang paling banyak ditemukan disekitar pesisir pantai. Terumbu ini bisa hidup hingga kedalaman 40 m. Terumbu ini berbentuk melingkar ke arah lautan lepas. Terumbu ini banyak ditemukan di Bunaken, Pulau Panaitan, dan Nusa Dua Bali.
  • Terumbu Karang Penghalang: Terumbu ini hampir sama dengan terumbu karang tepi. Hanya saja, terumbu ini letaknya jauh dari pesisir. Terumbu ini dapat tumbuh hingga kedalaman 75 m. Terumbu ini banyak ditemukan di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kepulauan Banggai Sulawesi Tenggara.
  • Terumbu Karang Cincin: terumbu karang ini bebentu seperti cincin. Terumbu ini banyak ditemukan di sekitar samudra atlantik.
  • Terumbu Karang Datar: terumbu ini adalah terumbu karang yang membentuk pulau- pulau. Terumbu karang ini, tumbuh dari dasar laut menuju permukaan laut. Terumbu karang ini banyak ditemukan di Kepulauan Seribu dan Kepulauan Ujung Batu Aceh.

D. Berdasarkan Zonasi

Terumbu karang berdasarkan zonasi dibagi menjadi 2, yaitu yang menghadap ke arah angin, dan membelakangi angin.


  • Terumbu yang menghadap ke angin: terumbu ini adalah terumbu yang lerengnya mengarah ke lautan lepas. Terumbu ini bisa hidup hingga kedalaman 50 m dan cenderung subur. Terumbu karang ini juga bisa disebut dengan pamatang alga.
  • Terumbu yang membelakangi angin: terumbu ini adalah terumbu yang umumnya bersifat keras. Bisa ditemukan pada kedalaman laut kurang dari 50 m. Bentuk terumbu ini seperti hampatan karang yang sempit.



Ekosistem Air Laut : Pengertian, Ciri-ciri dan Jenisnya

Planet Bumi merupakan salah satu dari semua planet yang ada di tata surya. Dari kesemua planet yang ada di tata surya, planet Bumi lah yang hanya bisa dihuni oleh makhluk hidup. Hal ini karena planet Bumi mempunyai komponen alam yang cocok dengan makhluk hidup dibandingkan ciri planet di tata surya lainnya. Semua yang dibutuhkan oleh makhluk hidup ada di dalam planet Bumi ini. Selain itu, planet Bumi juga merupakan satu- satunya planet yang memiliki cukup air, udara yang cocok dengan makhluk hidup, dan hal- hal lain yang menjadi penunjang kelangsungan hidup makhluk hidup.



Makhluk hidup di bumi

Makhluk hidup yang hidup di Bumi ini ada beberapa macam, tidak hanya manusia saja, namun juga ada binatang, tumbuhan, dan juga mikroorganisme. Semua ini hidp berdampingan di Bumi. Bahkan, ketika hidup ndi Bumi kita juga perlu mengingat bahwa tidak hanya makhluk hidup saja komponen yang ada di Bumi. Masih banyak komponen lain yang perlu kita perhatikan, seperti udara, batu, suhu, panas matahari, dan lain sebagainya. Hal- hal seperti itu disebut sebagai komponen abiotik, disamping makhluk hidup sendiri disebut sebagai komponen biotik. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik semuanya berdampingan menjadi satu membentuk suatu lingkungan hidup yang disebut dengan ekosistem.
Berbicara mengenai ekosistem, di Bumi ini ekosistem dibagi emnjadi beberapa macam. Beberapa contoh ekosistem yang sangat erat dengan kehidupan sehari- hari dan sangat sering kita temui adalah ekosistem daratan dan perairan. Ekosistem perairan ini masih dibagi lagi menjdai beberapa macam menurut jenis perairan itu sendiri, diantaranya ada ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem laut, dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini kita akan embicarakan menegani salah satu ekosistem perairan yang ada di Bumi, yakni ekosistem air laut. Airtikel ini kaan membahas mengenai ekosistem air laut, meliputi jenisanya, ciri-cirinya, manfaatnya, dan lain sebagainya.



Pengertian ekosistem air laut


Salah satu awal ketika kita membicarakan sesuatu, maka kita perlu mengenal apa yang kita bicarakan tersebut. Maka dari itu kita sebaiknya mengenal apa itu ekosistem air laut terlebih dahulu. Ekosistem air laut merupakan salah satu jenis ekosistem di Bumi yang dikenal juga dengan ekosistem bahari. Ekosistem air laut ini merupakan ekosistem yang berada di perairan laut. Ekosistem air laut ini terdiri atas beberapa ekosistem lainnya yakni ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal atau bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut ini didominasi oleh perairan asin yang sangat luas dan merupakan ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai biota laut, mulai dari hewan ber sel satu, mamalia, invertebrata, hingga tanaman- tanaman laut seperti alga dan terumbu karang.


Ciri- ciri Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan ekosistem lainnya. Ciri- ciri ekosistem laut ini secara umum adalah sebagai berikut:

  • Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian permukaan laut dengan bagian dalam atau kedalaman air laut.
  • Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni semakin mendekati garis khatulistiwa maka salinitas semakin tinggi.
  • Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan juga cuaca.
  • Didominasi oleh NaCI hingga mencapai 75%.

Bagian- bagian Ekosistem Air Laut

Sebagai suatu ekosistem, ekosistem laut ini terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian- bagian dari ekosistem air laut ini dilihat dari jarak dari pantai dan juga kedalamannya. Dilihat dari sudut tersebut, ekosistem air laut dibedakan menjadi zona litoral, zona neritik, dan juga zona oseanik.

  1. Zona litoral
Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut, yakni merupakan zona yang paling atas atau paing dangkal dari lautan. Zona litoral ini merupakan zona dari laut yang berbatasan langsung dengan daratan. zona litoral ini juga merupakan zona yang terendam ketika air laut mengalami pasang, dan akan terlihat seperti daratan ketika air laut surut. Di zona litoral ini, kita akan menemukan banyak hewan atau sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut, udang, kepiting, bulu babi, hingga cacing laut.


2. Zona neritik

Zona yang kedua adalah zona neritik. Zona neritik ini disebut juga dengan ekosistem pantai pasir dangkal. Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang  mempunyai tingkat kedalaman sekitar 200 meter, sehingga masih dapat ditembus oleh cahaya matahari hingga ke bagian dasar. zona neritik ini merupakan zona yang banyak dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang lalu atau rerumputan laut dan juga berbagai jenis ikan. Do zona neritik ini kita akan menemukan suatu ekosistem lainnya yang lebih kecil, yakni 
ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur. Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis- jenis dari ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.

3. Zona oseanik

Dari kedua zonae sebelumnya, yakni zona litoral dan zona neritik, zona oseanik merupakan zona yang paling dalam dari ekosistem air laut. Zona oseanik ini merupakan wilayah ekosistem air laut yang lepas, yang mana kedalamannya sangat dalam. Saking dalamnya, zona ini sampai terlihat gelap. Zona oseanik ini dibedakan menjadi dua macam, yakni zona batial dan juga zona abisal. Zona batial merupakan zona yang memiliki kedalaman sekitaran 200 hingga 2000 meter. Zona batial mempunyai keadaan yang remang- remang karena cahaya matahari yang masuk hanya sidkit sekali, sehingga tanpak remang- remang.
Di zona batial ini kita tidak bisa menemukan produsen karena hanya dihuni oleh nekton (sejenis organisme yang aktif berenang). Sementara zona abisal merupakan zona yang memiliki kedalaman yang lebih jauh lagi yakni lebih dari 2000 meter. Zona abisal ini merupakan zona yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Zona abisal ini dihuni oleh binatang- binatang predator, detrivitor atau pemakan sisa organisme, dan juga pengurai. Secara umum, air  di zona oseanik ini tidak dapat bercampur dengan dengan air di permukaan air laut, hal ini karena keduanya memiliki perbedaan suhu. Batas dari kedua bagian ini dinamakan daerah termoklin.
Itulah bagian- bagian dari laut apabila dilihat dari tingkat kedalamannya. Lalu jika dilihat berdasarkan intesitas cahaya matahari yang bisa masuk, ekosistem air laut dibedakan atas zona- zona sebagai berikut:
  1. Zona fotik, yakni merupakan zona yang mudah ditembus cahaya matahari dan mempunyai kedalaman air kurang dari 200 meter. Di zona fotik ini kita akan menemui organisme yang melakukan fotosintesis.
  2. Zona twilight, yakni zona yang mempunyai kedalaman air antara 200 hngga 2000 meter. Di zona ini, cahaya matahari yang masuk hanya sedikit, oleh karena itu bersifat remang- remang.
  3. Zona afotik, merupakan zona yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sama sekali, yakni di kedalam lebih dari 2000 meter.
Kemudian berdasarkan wilayah permukaan secara vertikal, laut dibedakan atas bebera zona berikut ini:
  1. Epipelagik, yakni daerah yang berada di antra permukaan hingga kedalaman sekitar 200 meter.
  2. Mesopelagik, yakni daerah dengan kedalaman antara 200 hingga 1000 meter.
  3. Batiopelagik, yakni daerah jerang benua yang mempunyai kedalaman 200 hingga 2500 meter.
  4. Abisalpelagik, yakni daerah yag mempunyai kedalaman 4000 meter.
  5. Hadal pelagik, yakni daerah laut yang paling dalam dimana kedalaman lebih dari 6000 meter.

Itulah bagian- bagian dari ekosistem air laut apabila dilihat dari beberapa kriteria. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai macam- macam ekosistem air laut.

Jenis-jenis Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang beraneka ragam. Berikut ini adala macam- macam dari ekosistem air laut:
  1. Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut paling dalam atau palung laut. Ekossitem ini tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah predator dan ikan yang dapat memancaran cahayanya sendiri.
  2. Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang jernih. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain adalah terumbu karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan juga ganggang. Ekosistem terumbu karang ini mempunyai manfaat ekosistem terumbu karang bagi biota laut dan manusia yang beraneka ragam.
  3. Ekosistem estuari. Ekosistem ini berada di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Di ekosistem estuari ini terdapat ekosistem yang khas, yakni ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove.
  4. Ekosistem pantai pasir. Ekosistem pantai pasir merupakan ekositem yang berada di pesisir pantai dengan hamparan pasir. Tempat ini selalu terkena deburan ombak dan cahaya matahari yang kuat pada siang harinya.
  5. Ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem yang meiliki banyak bongkahan batu yang besar maupun kecil. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, misalnya ganggang cokelat, kepiting, kerang, siput, dan juga burung.

Manfaat Ekosistem Air Laut

Ekosistem laut merupakan ekosistem yang banyak memberikan manfaat bgai kehidupan manusia. beberapa manfaat dari ekosistem air laut antara lain:
  • Sebagai sumber makanan bagi manusia, baik hewani muapun nabati.
  • Sebagai pengontrol iklim di dunia
  • Sebagai pembengkit listrik tenaga angin, tenaga ombak, dan tenaga pasang surut.
  • Tempat rekreasi dan hiburan
  • Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dan lainsebagainya.
  • Tempat barang tambang berada
  • Tempat penelitian dan juga riset
  • Sumber air minum
  • Jalur taransportasi.
  • Mata pencaharian penduduk lokal.

Itulah beberapa manfaat dari ekosistem air laut untuk kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

Laut Pasang Surut: Pengertian, Teori, Penyebab, Tipe dan Manfaat

Laut merupakan sumber daya alam  yang dimiliki oleh Bumi. Bumi adalah planet  yang istimewa sehingga mempunyai air yang jumlahnya sangat mencukupi bagi semua makhluk hidup. Selain itu, Bumi juga mempunyai karakteristik khusus yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tidak ada planet di tata surya ini yang menyamai Bumi sebagai planet yang cocok digunakan untuk tempat tinggal. Air melimpah menutupi permukaan Bumi. Sebagai sumber daya alam, air merupakan elemen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup. Maka dari itulah keberadaan laut sangatlah penting, tidak hanya bagi Bumi namun juga makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Berbicara mengenai laut, sepertinya tidak akan pernah ada ujungnya karena banyak sekali yang bisa dibicarakan. Mulai dari manfaat laut, macam- macam laut,
 nama- nama laut di Bumi, keadaan bawah laut,  fenomena- fenomena yang terjadi di laut dan lain sebagainya. Semua mengenai laut memanglah sangat menarik untuk dibicarakan, dan salah satunya mengenai fenomena- fenomena yang terjadi di lautan. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu fenomena yang terjadi di laut yakni pasang surut air laut.


Pengertian Pasang Surut Air Laut


Kita mungkin sering mendengar kata pasang surut air laut. Seperti ketika kita memilih laut sebagai destinasi wisata, mungkin informasi yang di banyak dicari sebelumnya adalah mengenai kondisi dari laut tujuan wisata itu sendiri, apakah sedang dalam kondisi baik maupun tidak. Salah satu kondisi yang menjadi tolok ukur adalah pasang surutnya air laut. Apabila laut sedang pasang maka akan lebih baik kita tidak memilih laut sebagai tujuan wisata. Sebaliknya apabila laut sedang surut mungkin hal itu baik untuk kita memilih wisata laut. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan kondisi pasang surut air laut ini?
Pasang merupakan kondisi atau keadaan dimana air laut naik daripada biasanya. Sementara surut merupakan kondisi dimana permukaan air laut turun daripada biasanya. Pada intinya, pasang surut merupakan fenomena pergerakan naik ataupun turunnya posisi permukaan perairan laut secara berkala yang disebabkan oleh faktor- faktor tertentu. Pasang surut air laut ini akan terjadi bergantian sesuai dengan periodenya atau faktor yang mempengaruhinya masing- masing. Selain itu, pasang surut yang terjadi pada lautan ini mempunyai beberapa tipe yang berbeda- beda. Hal ini akan kita jelaskan secara detail pada pembahasan di artikel ini.



Teori Pasang Surut Air Laut


Pasang surut air laut merupakan suatu fenomena alam yang berupa pergerakan air laut secera berkala dimana disebabkan oleh gaya gravitasi dan juga gaya tarik menarik oleh benda- benda laingi seperi matahari, bulan dan sebagainya. Para pendapat demikian sudah dipaparkan oleh banyak ahli, dimana para ahli menyatakan hal serupa. Pasang surut air laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan juga efek sentrifugal yang berasal dari dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi ini bervariasi secara langsung dengan massa namun berbanding terbalik dengan jarak.
Graya gravitasi yang dihadirkan lebih besar daripada matahari. Meskipun secara ukuran bulan jauh lebih kecil dari matahari, namun bulan ternyata mempunyai gaya tarik yang lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik matahari dalam menyebabkan pasang surut karena jaraknya yang lebih dekat dengan Bumi. Gaya tarik gravitasi ini menarik air laut ke arah bulan dan juga matahari dan menghasilkan dua tonjolan atau bulge pasang surut gravitasional di laut. Ada beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut ini, antara lain Teori Keseimbangan atau Equilibrium Theory dan juga Dynamical Theory. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan penjelasan dari masing- masing teori.


  1. Teori Keseimbangan (Equilibrium Theory)
Teori keseimbangan dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Teori ini menjelaskan mengenai sifat- sifat pasang surut air laut secara kualitatif. Teori ini terjadi pada Bumi ideal dimana seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan juga pengaruh kelembaban diabaikan. Teori keseimbangan juga menyatakan bahwa naik turunnya permukaan air laut ini sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Maka dari itu untuk memahami gaya pembangkit dari pasang surut ini dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi- bulan- matahari menjadi dua macam, yakni bumi- bulan dan bumi- matahari. Teori ini diasumsikan tertutup air dimana kedalaman dan juga densitas sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal. Teori keseimbangan ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan dan juga matahari dimana gaya pembangkit ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi, dan juga air rendah pada dua lokasi.


  1. Teori Pasang Surut Dinamik (Dynamical Theory)
Teori pasang surut dinamik ini dikemukakan oleh Laplace. Teori pasang surut dinamik ini melengkapi teori keseimbangan yang telah dijelaskan di atas, sehingga sifat- sifat pasang surut dapat diketahui secara kuantitatif. Teori pasang surut dinamis ini menyatakan lautan yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh permukaan Bumi dengan kedalaman yang konstan. Namun keberadaan gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode yang sesuai dengan konstitue- konstituenya. Teori ini juga menyatakan bahwa gelombang pasang surut terbentuk karena dipengaruhi oleh resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi Bumi dan pengaruh gesekan dasar. Selain faktor- faktor tersebut, menurut teori ini pasang surut air laut juga dipengaruhi oleh:
  • Kedalaman perairan dan luas perairan
  • Pengaruh rotasi Bumi
  • Gesekan dasar rotasi Bumi

Nah, itulah dua teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut. Dan itu pula konsep mengenai air laut yang pada intinya terjadinya pasang surut air laut ini sangat berkaitan dengan gravitasi serta gaya tarik menarik dari benda- benda langit.


Penyebab Pasang Surut Air Laut

Dalam konsep dan teori mengenai pasang surut air laut yang telah dikemukakan di atas, kita mengetahui bahwa terjadinya pasang surut air laut karena pengaruh oleh gaya gravitasi serta gaya tarik menarik benda- benda langit. Namun, untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyebabnya, alangkah baiknya apabila kita mengupasnya lebih dalam karena pada kenyataannya juga ada beberapa faktor yang turut menyebabkan terjadinya pasang surut air laut ini. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut antara lain sebagai berikut:
  1. Menurut teori keseimbangan, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
  • Rotasi Bumi pada sumbunya
Rotasi Bumi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut menurut teori keseimbangan. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. oleh karena sebelumnya sudah dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik matahari, maka tidak heran apabila banya air laut mengalami pasang ketika malam hari.
  • Revolusi Bumi terhadap matahari
Menurut teori keseimbangan, faktor selanjutnya ynag mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah adanya peristiwa revolusi bumi terhadap bulan. Revolusi merupakan peristiwa berputarnya benda langit mengelilingi benda langit lainnya yang menjadi pusatnya. Salah satu benda yang melakukan revolusi adalah planet, termasuk bumi. Planet- planet melakuka revolusi terhadap matahari yang merupakan pusat dari tata surya. Dengan adanya revolusi ini maka kita bisa mempunyai tahun. Revolusi bumi terhadap matahari menjadi salah satu faktor penyebab pasang surut air laut karena ada masanya bumi dekat dengan matahari dan adakalanya bumi jauh dari matahari. Hal ini salah satunya karena lintasan atau orbit bumi berbentuk oval.
  • Revolusi bulan terhadap matahari

Masih soal revolusi. Jika sebelumnya adalah revolusi bumi terhadap matahari, maka faktor penyebab pasang surut yang lainnya adalah revolusi bulan terhadap matahari. Bulan yang merupakan satelit alam dari bumi, ternyata mempunyai revolusi ganda, yakni dengan bumi dan juga dengan matahari. Ketika mengalami revolusi bersama- sama dengan Bumi, maka ada satu kemungkinan dimana matahari dan bulan berada dalam satu titik yang berdekatan. Dengan demikian kekuatan gaya tarik keduanya akan bergabung dan dapat menarik permukaan air laut daripada kondisi yang biasanya.

  1. Menurut teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
  • Kedalaman dan luas perairan
Menurut teori dinamis yang merupakan lanjutan dari teori keseimbangan, pasang surut air laut terjadinya karena dipengaruhi oleh kedalaman dan juga luas perairan. Kedalaman satu wilayah laut dengan lainnya mempunyai kedalaman dan juga luas yang berbeda- beda. Tidak hanya itu saja, terkadang laut- laut tersebut mempunyai keadaan topografi dasar laut yang berbeda- beda. Kedalaman dan juga luas air laut ini ternyata cukup memberikan dampak yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut, dimana laut yang kedalamannya lebih dalam akan berbeda dengan laut yang lebih dangkal. Juga laut yang ukurannya luas akan berbeda dengan laut yang lebih sempit.
  • Pengaruh rotasi Bumi
Sama dengan yang dikemukakan pada teori keseimbangan, bahwa terjadinya pasang surut dipengruhi oleh rotasi Bumi. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. oleh karena sebelumnya sudah dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik matahari, maka tidak heran apabila banya air laut mengalami pasang ketika malam hari.
  • Gesekan dasar
Menurit teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh adanya gesekan yang ada di dasar laut. Gesekan ini tentu saja terjadi pada lempang- lempeng yang ada di samudera. Ketika lempeng- lempeng bumi bergesekan antara satu dengan lainnya terjadang lempeng tersebut menimbulkan semacam rongga yang dapat menyerap air laut. Ketika air laut ini terserap atau tersedot, maka di permukaan akan tampak air tersebut surut. Sebaliknya apabila air tersebut keluar lagi maka akan seperti disetakkan dan air tersebut akan meninggi jika dilihat dari permukaan.

  1. Topografi dasar laut
Faktor lainnya diluar kedua teori tentang pasang surut (yakni teori keseimbangan dan teori dinamis) adalah topografi dasar laut. Topografi dasar laut merupakan kedaan bentang alam yang ada di dasar suatu samudera atau lautan. Keadaan bentang alam ini ternyata sangat mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut. Topografi yang rata, intensitas dan juga besarnya pasang surut tentu tidak akan sama dengan laut yang topografinya beraneka ragam, seperti ada tonjolan maupun ada cekungan.

  1. Lebar selat
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah lebar selat. Selat merupakan perairan yang memisahkan dua pulau. Selat biasanya berukuran lebih sempit daripada lautan karena diapit oleh dua pulau. Dan lebar dari selat ini dipercaya memberikan pengaruh terhadap suatu laut dalam mengalami peristiwa pasang surut.

  1. Bentuk teluk
Selain lebar selat dan bentuk topografi dasar laut, faktor lainnya yang dipercaya dapat mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah bentuk teluk. Teluk merupakan bagian dari daratan dimana air laut lebih menjorok ke dalam daratan. sehingga apabila kita lihat, teluk ini seperti kue yang sudah digigit dan ada bagian yang lebih menjorok ke daratan. bentuk dari teluk ternyata juga mempengaruhi terjadinya pasang surut. Teluk yang berupa pantai landai akan berbeda dengan teluk yang berupa tebing curang. Terlebih ketika pasang terjadi. Pantai yang landai akan lebih terlihat pasang apabila dibadingkan dengan dinding jurang yang curam karena ditahan oleh dinding jurang tersebut.
Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut, menurut pandangan teori keseimbangan, teori dinamis maupun faktor- faktor di luar teori teori- teori tersebut.


Tipe Pasang Surut Air Laut

Pasang surut yang merupakan fenomena alam berkala berupa menyusut dan meningginya permukaan air laut ternyata mempunyai beberapa tipe yang berbeda- beda. Tipe- tipe pasang surut air laut ini berbeda apabila dilihat dari waktu terjadinya. Beberapa tipe dari pasang surut air laut antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Pasang surut harian ganda
Pasang surut harian ganda disebut juga dengan pasang surut semi diurnal. Pasang surut ini terjadi apabila dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang mana keduanya mempunyai ketinggian yang hampir sama.
  1. Pasang surut harian tunggal
Pasang surut harian tunggal juga bisa kita sebut sebagai pasang surut diurnal. Pasang surut diurnal terjadi apabila dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Pasang surut diurnal ini biasanya terjadi di lautan yang berada di sekitar daerah Khatulistiwa.
  1. Pasang surut campuran condong ke harian ganda
Kemudian ada pasang surut campuran. Karena namanya campuran maka pasang surut yang terjadi adalah campuran antara pasang surut tunggal dan juga pasang surut ganda. Dan tipe pertama dari pasang surut campuran adalah pasang surut campuran yang condong ke tipe harian ganda. Tipe ini juga disebut dengan Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal. Pasang surut tipe ini terjadi apabila terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, namun terkadang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan juga waktu yang berbeda. Contoh pasang surut tipe ini adalah yang terdapat di Pantai Selatan Jawa dan juga Indonesia bagian timur.
  1. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
Tipe pasang surut yang selanjutnya adalah pasang surut campuran namun condong ke harian tunggal. Pasang surut tipe ini juga disebut sebagai Mixed Tide, Prevailing Diurnal. Pasang surut tipe ini terjadi apabila dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut namun kadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang mana tinggi dan waktunya sangat berbeda. Pasang surut ini terjadi di pantai selatan Kalimantan dan juga pantai utara Pulau Jawa.
  1. Dua pasang purnama (spring tides)
Selain keempat pasang surut di atas, pasng surut yang terjadi dalam satu bulan juga dapat dikategorikan menjadi dua macam, yakni dua pasang purnama dan dua pasang perbani. Yang pertama adalah dua pasang purnama atau spring tides. Pasang purnama ini terjadi dengan ditandai naiknya permukaan air laut yang tinggi. pasang purnama ini terjadi pada saat bulan purnama atau bulan baru, maka dari itu dinamakan sebagai dua pasang purnama.
  1. Dua pasang perbani (neap tides)
Tipe pasang surut selanjutnya adalah dua pasang perbani atau neap tides. Pasang surut jenis ini ditandai dengan naiknya sedikit permukaan air laut. Pasang perbani ini terjadi ketika bulan seperempat.

Nah, itulah beberapa tipe pasang surut air laut yang ada di Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, maka Indonesia mempunyai laut yang luas dan pantai yang sangat panjang. Dengan demikian banyak juga tipe- tipe pasang surut air laut yang terjadi di Indonesia dengan perbedaan di tiap- tiap wilayahnya.


Manfaat Pasang Surut Air Laut

Pasang surut air laut bukan saja merupakan sebuah fenomena biasa. Pasang surut yang terjadi di lautan ini ternyata membawa dampak baik bagi manusia yang notabene tinggal di daratan. Pasang surut air laut ini memberikan manfaat karena tenaga yang ditimbulkannya. Beberapa 
manfaat pasang surut air laut ini untuk manusia antara lain sebagai berikut:
  1. Sumber penghasil tenaga listrik
Pasang surut air laut dapat menghasilkan tenaga yang besar. Tenaga yang besar ini dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai tenaga untuk penghasil tenaga listrik. Pembangkit listrik tenaga ombak sudah banyak dikembangkan untuk menyokong keberadaan listrik di Bumi. Kita semua mengetahui bahwa listrik sangat dibutuhkan bagi semua elemen atau lapisan masyarakat, maka dari itu manusia mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari alam supaya keberadaannya tidak terancam habis.
  1. Dapat menghasilkan garam
Pasang surut air laut juga dapat menghasilkan garam. Air laut merupakan bahan baku untuk membuat garam. Garam dihasilkan dari air laut yang dikeringkan. Kita semua mengetahui bahwasannya garam sangat dibutuhkan bagi kehidupan sehari- hari. dengan demikian pasang surut air laut membawa manfaat yang begitu banyak bagi manusia.
  1. Melakukan surfing atau selancar
Bagi penyuka olahraga ekstrim, maka pasang surut air laut dapat menjadi berkah tersendiri. Pasalnya pasang surut air laut dapat memberikan peluang bagi peselancar untuk menunjukkan kebolehannya. Air laut pada saat pasang biasanya mempunyai ombak yang besar. Peselancar memanfaatkan keadaan tersebut untuk berselancar. Biasanya selancar merupakan olahraga yang istimewa dan mempunyai penggemarnya sendiri.

Itulah beberapa informasi yang dapat dihadirkan dari pasang surut air laut. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.









Terima Kasih Sudah Berkunjung... Semoga Bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar